Pada tanggal 27 Maret 2018 MAQURAA menghadirkan seorang
doktor lulusan Universitas Liga Arab, Dr. Aang Saeful Millah, M.A. sebagai
pembicara dalam acara Bincang Santai MAQURAA.
Acara yang dikemas dengan konsep ice breaking tersebut
berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias yang cukup besar dari audien.
Hal itu dibuktikan dengan penuhnya sholah rumah MAQURAA yang bertempat
di lantai 4 itu. Selain dihadiri oleh semua santri MAQURAA putra dan putri
acara tersebut juga dihadiri oleh sebagian santri non mukim.
Dengan mengusung tema : “Peran dan Tantangan Masisir
untuk Tanah Air Abad ke-21” acara tersebut memiliki tujuan yang cukup progresif
untuk menunjang para mahasiswa yang belajar di Mesir dalam mengamalkan
keilmuannya saat kembali ke bumi nusantara. “acara ini memiliki tujuan
bagaimana mahasiswa Mesir mampu mengoptimalkan potensi yang di dapat di sini
(Mesir, red.)” ungkap Direktur MAQURAA dalam sambutannya.
Dimulai dengan Seremoni resmi, acara tersebut kemudian
dilanjut dengan bincang santai yang dipandu oleh seorang moderator yang juga
santri mukim MAQURAA.
Di awal pembicaraannya, penyaji memberikan motivasi kepada
para hadirin yang semuanya merupakan mahasiswa di Universitas al-Azhar akan
pentingnya mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh seorang pelajar. “yang pertama
dan utama bagi pencari ilmu adalah mengetahui potensi yang dimilikinya”. Tegas
pria kelahiran Tasikmalaya tersebut.
Hal lain yang juga disampaikan pembicara dalam memotivasi
para mahasiswa adalah meningkatkan kemampuan berbahasa. Baik dalam menyampaikan
pemikiran di atas podium ataupun kemampuan literasi. “kita jangan minder
ketika sampai di Indonesia saat dihadapkan dengan mahasiswa-mahasiswa lain. Ya,
kuncinya harus bisa meningkatkan kemampuan Bahasa”.
Di samping itu ia juga memberikan suntikan semangat kepada
para santri akan kemuliaan para penghafal al-Quran. “Kita tidak usah khwatir
ketika pulang ke Indonesia nanti. Ingat Janji Allah swt. Bahwa penghafal
al-Quran adalah para pewaris bumi”. Tegasnya yang diikuti oleh tepuk tangan
para hadirin.
Ditutup dengan pembacaan doa acara yang berlangsung selama
kurang lebih satu jam setengah tersebut berakhir.
Jelas dengan adanya kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa
MAQURAA bukanlah sekadar tempat bagi penghafal kalam suci ilahi. Tapi di
samping itu, MAQURAA juga mendidik para santrinya untuk mampu bersaing dengan
mahasiswa lain di tengah kesibukannya menghafal dan mengulang hafalan al-Quran.
(Syadid, Red.)
Post a Comment